Puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Selain puasa wajib seperti puasa Ramadan, terdapat juga puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Muslim. Salah satu puasa sunnah yang cukup dikenal adalah puasa tasu’a dan asyura. Puasa ini memiliki sejarah dan makna tersendiri bagi umat Muslim. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Apa itu Puasa Tasu’a?
Puasa tasu’a adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram, yaitu satu hari sebelum puasa asyura. Muharram sendiri adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Puasa tasu’a memiliki makna tersendiri, yaitu mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti Nabi Musa dan umatnya yang diselamatkan Allah dari kejaran Firaun.
Apa itu Puasa Asyura?
Puasa asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sehari setelah puasa tasu’a. Puasa ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu mengenang peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Islam, antara lain:
- Nabi Adam dilahirkan pada tanggal 10 Muharram dan diterima taubatnya oleh Allah.
- Nabi Nuh dan umatnya diselamatkan dari banjir besar.
- Nabi Ibrahim dilepaskan dari api yang dinyalakan oleh Raja Namrud.
- Nabi Yunus keluar dari perut ikan setelah berdoa selama 40 hari.
Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Berikut adalah niat puasa tasu’a dan asyura yang bisa diamalkan:
- Niat puasa tasu’a: “Aku niat puasa sunnah tasu’a hari ini karena Allah Ta’ala.”
- Niat puasa asyura: “Aku niat puasa sunnah asyura hari ini karena Allah Ta’ala.”
Setelah membaca niat tersebut, puasa tasu’a dan asyura dapat dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Makna dan Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura
Puasa tasu’a dan asyura memiliki makna dan keutamaan yang tidak bisa disepelekan. Selain sebagai bentuk penghormatan atas peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, puasa ini juga memiliki manfaat spiritual bagi umat Muslim. Puasa tasu’a dan asyura dapat membersihkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan.
Selain itu, puasa tasu’a dan asyura juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa asyura dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.” Hal ini menunjukkan betapa besar pahala yang bisa kita dapatkan dengan berpuasa pada hari ini.
Adapun puasa tasu’a juga memiliki keutamaan, meski tidak sebesar puasa asyura. Rasulullah SAW bersabda, “Jika aku masih hidup tahun depan, aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.” Hal ini menunjukkan bahwa puasa tasu’a juga sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Dengan memahami makna dan keutamaan puasa tasu’a dan asyura, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih ikhlas dan semangat. Mari manfaatkan hari-hari besar dalam Islam ini untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman kita.
FAQ
- Apakah puasa tasu’a dan asyura wajib dilakukan?
Puasa tasu’a dan asyura termasuk dalam puasa sunnah, sehingga tidak wajib dilakukan. Namun, sangat dianjurkan untuk melaksanakannya karena memiliki makna dan keutamaan yang besar. - Apakah puasa tasu’a dan asyura bisa digabung dengan puasa lainnya?
Ya, puasa tasu’a dan asyura dapat digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Senin Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah). Namun, jika ada puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa wajib harus diutamakan. - Apakah wanita yang sedang haid atau nifas bisa berpuasa tasu’a dan asyura?
Wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan berpuasa. Namun, setelah masa haid atau nifas selesai, wanita tersebut dapat mengganti puasa tasu’a dan asyura di hari-hari lain.
Demikianlah penjelasan tentang niat puasa tasu’a dan asyura serta makna dibaliknya. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa tasu’a dan asyura!